اسلام عليكم
SUJUD.
Dalam amalan Reiki dikenal sebuah teknik yang dinamakan “Teknik Grounding”. Teknik ini dipercaya dapat menetralkan energi-energi negatif dalam tubuh manusia. Konon teknik ini sangat baik untuk dilakukan sesaat setelah praktisi Reiki menyelesaikan proses penyaluran energi Reiki, bahkan jika penyalur energi “tertular” eterik negatif maka teknik grounding ini merupakan solusi handal untuk menetralkan eterik-eterik negatif tersebut, sehingga tubuh eterik manusia menjadi bersih kembali.
Sujud Tekhnik Grounding Reiki paling berkesan
Sujud adalah keperluan setiap manusia, apapun kepercayaannya dengan berbagai bentuknya sebagai bentuk penyerahan diri. Yang membedakan adalah antara satu insan dengan insan lainnya adalah kepada siapa dia bersujud, bahkan seorang atheis-pun ketika dalam kekagetan dan ketakutan akan mengatakan ‘Oh My God!!’, dan seorang muslim akan bersujud kepada Allah. Pertanyaannya adalah ‘mengapa mereka bersujud?’ Karena setiap manusia mempunyai naluri untuk mengagungkan dan menyembah yang tertananam di dalam otak limbicnya.
Dalam Islam, puncak penyerahan diri (baca: sujud) itu berupa peletakkan kepala dan wajahnya yang paling berharga di atas tanah dalam kepasrahan, dan pada saat itulah seorang muslim benar-bear dekat dengan tuhannya, sehingga shalat menjadi media yang paling ampuh dan dahsyat sebagai media memperoleh pertolongan Allah. Karena itu kita dianjurkan oleh rosulullah untuk menambahkan shalat-shalat sunah selain shalat yang fardu. dan sebaik-baik shalat sunah adalah sholat lail “dan pada sebagian malam, maka sujudlah yang panjang kepadanya dan bertasbihlah yang panjang kepada-Nya” QS. Al-Nisa: 26.
Sujud adalah saat-saat terindah dalam ibadah, dimana seseorang sedang pada posisi sangat sangat dekat dengan Allah. dengan bersujud doa dikabulkan, keajaiban dihadirkan, seluruh kebaikan diberikan, urusan dimudahkan, kemenangan disegerakan, dosa-dosa digugurkan, dan neraka dijauhkan.
Terbukti secara ilmiah, sujud menjadi solusi efektif untuk menyelesaikan masalah yang menghimpit pikiran umat manusia. Anda yang sakit, nervous, jelous, tertekan, stres, suntuk, sumpek, bebaskan lah dengan sujud.
Di saat bersujud, anda sedang membuang toksin (racun) dan gelombang energi negatif dari dalam diri anda, jiwa anda dan pikiran anda. pada saat yang sama anda mendapat transfer energi positif dari tuhan anda, dari dalam diri anda dan makhluk yang bertasbih untuk anda di bumi dan langit dan yang ada diantaranya.
Sujud sungguh menakjubkan. dahsyatnya qiyamul lail berbanding lurus dengan tingkat kesempurnaan sujud, khusyuknya shalat akan terasa dalam nikmatnya sujud. Rosulullah berwasiat kepaa siapa saja yang mempunyai cita-cita besar agar senantisa memperbanyak sujud. tidak ada waktu yang lebih dekat antara seorang hamba dengan tuhannya selain waktu dimana hamba itu sedang bersujud.
Rosulullah SAW pernah diminta untuk menjadi penjamin orang yang lemah amalnya dan sedikit kebaikannya agar selamat di padang mahsyar dan mendapat syafaatnya pada hari kiamat, beliau mengatakan “Bantulah aku untuk memenuhi harapanmu itu dengan banyak bersujud”.
Sungguh, shalat malam adalah pakaian Rosulullah dan sujud senjatanya. tidak ada tahajjud yang dikerjakan oleh Rosulullah kecuali dengan sujud yang panjang dan sepurna. tidak ada qiyamul lail yang menggetarkan jiwa kecuali ada dialog mesra dengan Allah di kala sujud. tidak ada perjumpaan yang indah dengan Allah kecuali dalam sujud yang mengesankan.
Adalah Dr. Muhammad Dhiyaa’uddin Hamid, dosen jurusan Biologi dan ketua departemen radiasi makanan di lembaga penelitian teknologi radiasi yang menyimpulkan bahwa radiasi yang ditimbulkan oleh teknologi listrik dapat memberikan efek samping yang membahayakan organ-organ tubuh, terutama otak. Wa bil khusus bagi mereka yang tinggal di sekitar lingkungan yang memiliki tegangan listrik dan medan magnet yang tinggi, misal di dekat gardu listik berkekuatan tinggi (SUTET).
Pasalnya, dosis radiasi listrik yang berlebihan itu dapat mengganggu fungsi organ-organ, karena dapat meningkatkan kandungan elektrik di dalam tubuh. Tapi jangan salah, bagi kamu yang jauh dari gardu listrik jangan dulu merasa aman dari itu semua. Kecuali kamu hidup di daerah yang memang belum ada listrik sama sekali. Soalnya, peralatan rumah tangga yang lekat dalam kehidupan kita juga lambat laun sama membahayakannya.
Kalau radiasi itu terus dibiarkan menumpuk dalam tubuh kita, bisa menyebabkan kerusakan pada organ tubuh dan akhirnya akan menimbulkan penyakit modern yang disebut “perasaan sumpeg”, kejang-kejang otot, radang tenggorokan, mudah capek/lelah, stress, migraine, sampai pikun di usia muda. Nah, kalo dari diri kita ga ada usaha untuk membuang tumpukan radiasi tersebut, masalahnya akan semakin besar yang berakibat pada timbulnya tumor di otak kita!
Oleh karena itu, Dr. Muhammad mencoba mencari solusi untuk permasalahan tersebut yang akhirnya satu-satunya cara adalah menghindarkan diri dari daerah dan peralatan-peralatan yang dapat menimbulkan radiasi tersebut. Tapi, apa kita mau kembali ke jaman batu? Tanpa listrik?!
Jangan khawatir, satu lagi rahasia Ilahi telah terkuak. Kita ga perlu takut untuk kembali ke jaman primitif. Allah telah memberikan solusi preventif sejak dahulu kala, jauh sebelum listrik ditemukan, yakni dengan kita melakukan sujud! Kenapa? Karena pada waktu kita sujud itu, tentu kita akan menempelkan dahi kita ke lantai (bumi) kan?
Nah, ketika sujud, kelebihan ion-ion positif yang ada di dalam tubuh kita akan mengalir ke bumi, karena tentu kita tahu bahwa bumi adalah tempat ion-ion negatif. Masih ingat pelajaran SMP tentang ion positif dan negatif? Maka terjadilah proses penetralisiran radiasi listrik dan magnet tersebut. Lebih sempurna lagi kalau kita sujud dengan menggunakan 7 anggota badan (dahi, hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua kaki) karena akan mempercepat proses tersebut.
Dan ada lagi satu syaratnya bahwa ketika kita sujud itu harus menghadap Mekkah (Ka’bah), persis seperti yang kita lakukan seperti sholat yang menghadap kiblat. Sebab, Mekkah adalah pusat bumi di alam semesta ini! Jelas ketika kita langsung menetralisir radiasi itu langsung ke pusat dimana ion negatifnya berada akan lebih mudah proses penyembuhannya.
Dan satu hal lagi yang membuat sujud menjadi menakjubkan adalah bahwa ada satu ruangan di dalam otak kita yang tidak akan pernah dilalui oleh darah selama kita hidup, kecuali dengan sujud! Sehingga tatkala kita sujud, maka aliran darah akan mengalir ke ruangan tersebut yang menyebabkan fikiran akan lebih rileks dan segar kembali.
Di dalam otak manusia, terdapat urat saraf yang tidak dialiri oleh darah. Darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang tersebut sujud dalam shalat. Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikut kadar waktu shalat yang diwajibkan oleh Islam.
Menurut Prof Hembing, Jantung hanya mampu memompa darah sebanyak 20% kebagian otak, sedangkan 80% lainnaya hanya dapat dilakukan lewat sujud / shalat.
Dengan demikian seharusnya kita bersyukur kepada Allah, telah diperintahkan shalat. Bukan sebaliknya, malah malas-malasan untuk shalat, bahkan sebagian kaum muslimin ada meninggalkannya sama sekali.
Cobalah renungkan seandainya otak tersebut tidak mendapat poasokan oksigen, akibatnya akan fatal. Kemampuan otak akan menurun, daya pikir menjadi lemah. Begitu pula daya ingatan menurun drastic dan cepat lupa. Pada akhirnya urat syaraf menjadi rusak dan mati.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa ada bagian syaraf yang berada dala otak tidak pernah teraliri oleh darah kecuali saat orang tersebut dalam posisi sujud. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Dr. Fidelma, seorang ahli syaraf dari Amerika yang beragama Kristen. Penelitian tersebut akhirnya membuka hatinya untuk mendapat hidayah, yaitu mengakui ketinggian dan kebenaran ajaran Islam. Penlitian tersebut menuntunya masuk Islam.
Dokter tersebut sangat terkagum-kagum terhadap hasil penelitiannya. Aliran darah hanya dapat menyebar keseluruh bagian otak hanya dalam keadaan sujud. Pada saat sujud, pembuluh darah nadi balik, dikunci di pangkal paha, sehingga tekanan darah akan lebih banyak dialirkan kembali ke jantung dan dipompa ke kepala. Posisi sujud adalah cara yang maksimal untuk mengalirkan darah dan oksigen ke otak dan anggota tubuh ke kepala. Posisi sujud adalah teknik terbaik untuk membongkar sumbatan pembuluh darah jantung sehingga mencegah penyakit jantung koroner, juga membuat pembuluh darah halus di otak mendapat tekanan lebih, sehingga boleh mencegah stroke.
Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen mampu Mengalir secara maksimum ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi memasuki bahagian otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir.
Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat yang luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.sujud dan tumaninah dapat meningkatkan kecerdasan.
Berikut manfaat lain dari Sujud :
Memperbaiki posisi pinggang.
Memperbaiki posisi bayi dalam rahim.
Melegakan sakit hernia.
Mengurangi sakit saat haid.
Melegakan paru-paru daripada ketegangan.
Mengurangi rasa sakit pada penderita apendiks atau limpa.
Kedudukan sujud adalah paling baik untuk mengistirahatkan dan mengimbangkan bagian belakang tubuh.
Meringankan bagian pelvis. memberi dorongan supaya mudah tidur.
Pergerakan otot lebih kuat dan elastis,secara otomatis memastikan kelancaran perjalanan. bagi wanita, pergerakan otot itu menjadikan buah dadanya lebih baik,mudah berfungsi untuk menyusukan bayi dan terhindar daripada sakit buah dada.
Mengurangi kegemukan.
Pergerakan bagian otot memudahkan wanita bersalin, organ peranakan mudah kembali ke tempat asal serta terhindar sakit perut (convulsions) .
Organ terpenting yaitu otak manusia menerima banyak darah dan oksigen.
Dari segi psikologi, sujud membuat kita merasa rendah diri dihadap Sang Maha Pencipta sekaligus mengikis sifat sombong, ria, takabur dan sebagainya, sehingga terhindar dari Stress.
Dari segi Kesehatan, Sujud yang lama akan menambah kekuatan aliran darah ke otak untuk mengobati pening kepala dan migrain, menyegarkan otak serta menajamkan kecerdasan sekali gus menguatkan mentality seseorang.
Memperbaiki posisi bayi dalam rahim.
Melegakan sakit hernia.
Mengurangi sakit saat haid.
Melegakan paru-paru daripada ketegangan.
Mengurangi rasa sakit pada penderita apendiks atau limpa.
Kedudukan sujud adalah paling baik untuk mengistirahatkan dan mengimbangkan bagian belakang tubuh.
Meringankan bagian pelvis. memberi dorongan supaya mudah tidur.
Pergerakan otot lebih kuat dan elastis,secara otomatis memastikan kelancaran perjalanan. bagi wanita, pergerakan otot itu menjadikan buah dadanya lebih baik,mudah berfungsi untuk menyusukan bayi dan terhindar daripada sakit buah dada.
Mengurangi kegemukan.
Pergerakan bagian otot memudahkan wanita bersalin, organ peranakan mudah kembali ke tempat asal serta terhindar sakit perut (convulsions) .
Organ terpenting yaitu otak manusia menerima banyak darah dan oksigen.
Dari segi psikologi, sujud membuat kita merasa rendah diri dihadap Sang Maha Pencipta sekaligus mengikis sifat sombong, ria, takabur dan sebagainya, sehingga terhindar dari Stress.
Dari segi Kesehatan, Sujud yang lama akan menambah kekuatan aliran darah ke otak untuk mengobati pening kepala dan migrain, menyegarkan otak serta menajamkan kecerdasan sekali gus menguatkan mentality seseorang.
Sujud Syukur
Sujud syukur sunnah dilakukan bagi orang yang terhindar dari musibah atau mendapatkan nikmat. Bacaan sujud syukur sama seperti sujud tilawah yang dibaca di luar shalat. Sebagian ulama berpendapat, bahwa wudhu dan takbir disyariatkan di dalamnya, sedangkan sebagian lain berpendapat bahwa wudhu dan takbir tidak disyariatkan. Namun, sebagian lain ada yang berpendapat bahwa sebaiknya bertakbir, kemudian bersujud dan setelah sujud membaca, “Subhana rabiya al-a’la”, lalu berdoa.
Sujud syukur sunnah dilakukan bagi orang yang terhindar dari musibah atau mendapatkan nikmat. Bacaan sujud syukur sama seperti sujud tilawah yang dibaca di luar shalat. Sebagian ulama berpendapat, bahwa wudhu dan takbir disyariatkan di dalamnya, sedangkan sebagian lain berpendapat bahwa wudhu dan takbir tidak disyariatkan. Namun, sebagian lain ada yang berpendapat bahwa sebaiknya bertakbir, kemudian bersujud dan setelah sujud membaca, “Subhana rabiya al-a’la”, lalu berdoa.
Sumber: Tuntunan Tanya Jawab Akidah, Shalat, Zakat, Puasa dan Haji (Fatawa Arkanul Islam), Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Darul Falah, 2007
Hukum Sujud Syukur
Sujud syukur termasuk petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan para shahabatnya ketika mendapatkan nikmat yang baru (nikmat yang sangat besar dari nikmat yang lain) atau ketika tercegah dari musibah/adzab yang besar. Hal ini dijelaskan oleh Ibnul Qayim dalam Zadul Ma’ad 1/270 dan Syaikh Abdurrahman Ali Bassam dalam Taudlihul Ahkam 2/140 dan lain-lain.
Sujud syukur termasuk petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan para shahabatnya ketika mendapatkan nikmat yang baru (nikmat yang sangat besar dari nikmat yang lain) atau ketika tercegah dari musibah/adzab yang besar. Hal ini dijelaskan oleh Ibnul Qayim dalam Zadul Ma’ad 1/270 dan Syaikh Abdurrahman Ali Bassam dalam Taudlihul Ahkam 2/140 dan lain-lain.
Jumhur ulama berpendapat tentang sunnahnya sujud ini. Hal ini diungkapkan oleh Sayid Sabiq dalam kitabnya Fiqhus Sunnah 1/179 dan Syaikh Al Albani menyetujuinya. Di antara hadits-hadits yang digunakan adalah :
a. Hadits dari Abi Bakrah :
Artinya : “Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam apabila datang kepadanya berita yang menggembirakannya, beliau tersungkur sujud kepada Allah. (HR. Ahmad dalam Musnad-nya 7/20477, Abu Dawud 2774, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dalam Al Iqamah, Abdul Qadir Irfan menyatakan bahwa sanadnya shahih. Dihasankan pula oleh Syaikh Al Albani).
b. Hadits :
Artinya : “Bahwasanya Ali radhiallahu ‘anhu menulis (mengirim surat) kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mengabarkan tentang masuk Islamnya Hamdan. Ketika membacanya, beliau tersungkur sujud kemudian mengangkat kepalanya seraya berkata : “Keselamatan atas Hamdan, keselamatan atas Hamdan.” (HR. Baihaqi dalam Sunan-nya 2/369 dan Bukhari dalam Al Maghazi 4349. Lihat Al Irwa’ 2/226)
c. Hadits Anas bin Malik :
Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam ketika diberi kabar gembira, beliau sujud syukur. Hadits ini dikeluarkan oleh Ibnu Majah 1392. Pada sanad hadits ini terdapat Ibnu Lahi’ah, dia jelek hapalannya, namun Syaikh Al Albani berkata : “Sanad ini tidak ada masalah karena ada syawahidnya.”
d. Hadits Abdurrahman bin Auf :
Artinya : “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, Jibril Alaihis Salam datang kepadaku dan memberi kabar gembira seraya berkata : “Sesungguhnya Rabbmu berkata kepadamu, ‘barangsiapa membaca shalawat kepadamu, Aku akan memberi shalawat kepadanya. Dan barangsiapa memberi salam kepadamu, Aku akan memberi salam kepadanya.’ “ Maka aku sujud kepada-Nya karena rasa syukur. (HR. Ahmad 1/191, Hakim 1/550, dan Baihaqi 2/371)
Hadits-hadits di atas dikomentari oleh Syaikh Al Albani dan Syaikh Salim Al Hilali sebagai berikut : “Kesimpulannya, tidak diragukan lagi bagi seorang yang berakal untuk menetapkan disyariatkannya sujud syukur setelah dibawakan hadits-hadits ini. Lebih-lebih lagi hal ini telah diamalkan oleh Salafus Shalih radhiallahu ‘anhum.
Di antara atsar-atsar para shahabat adalah :
1. Sujud Ali radhiallahu ‘anhu ketika mendapatkan Dzutsadniyah pada kelompok khawarij. Atsar ini ada pada riwayat Ahmad, Baihaqi, dan Ibnu Abi Syaibah dari beberapa jalan yang mengangkat atsar ini menjadi hasan.
2. Sujud Ka’ab bin Malik karena syukur kepada Allah ketika diberi kabar gembira bahwa Allah menerima taubatnya. Dikeluarkan oleh Bukhari 3/177-182, Muslim 8/106-112, Baihaqi 2/370, 460, dan 9/33-36, dan Ahmad 3/456, 459, 460, 6/378-390.
Menanggapi atsar-atsar ini Syaikh Salim berkata : “Oleh karena itu, seorang yang bijaksana tidak meragukan lagi untuk menyatakan disyariatkannya sujud syukur.
Barangsiapa menyangka bahwa sujud syukur merupakan perkara bid’ah, maka janganlah menengok kepadanya setelah peringatan ini.” (Lihat Bahjatun Nadhirin, jilid 2 halaman 325)
Bagaimana syarat-syarat dilaksanakannya sujud syukur?
Imam Shan’ani menyatakan setelah membawakan hadits-hadits masalah sujud syukur di atas : “Tidak ada pada hadits-hadits tentang hal ini yang menunjukkan adanya syarat wudlu dan sucinya pakaian dan tempat.”
Imam Yahya dan Abu Thayib juga berpendapat demikian. Adapun Abul ‘Abbas, Al Muayyid Billah, An Nakha’i, dan sebagian pengikut Syafi’i berpendapat bahwa syarat sujud syukur adalah seperti disyaratkannya shalat.
Imam Yahya mengatakan pula : “Tidak ada sujud syukur dalam shalat walaupun satu pendapat pun.”
Abu Thayib tidak mensyaratkan menghadap kiblat ketika sujud ini. (Lihat Nailul Authar, juz 3 halaman 106)
Imam Syaukani merajihkan bahwa dalam sujud syukur tidak disyaratkan wudlu, suci pakaian dan tempat, juga tidak disyaratkan adanya takbir dan menghadap kiblat. Wallahu A’lam.
Sujud dengan menggunakan 7 anggota badan (dahi, hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua kaki)